Rabu, 01 September 2010

suatu ketika di jembatan gantung

Berbagi cerita dari masa kuliah... kenapa gue tulis ini? gosh, i miss him so much!!

Semua yang indah ada di 2006...

Setahun menjadi waktu yang panjang buat memendam perasaan gue ke seseorang. Betapa bodohnya gue saat itu, menghilangkan banyak kesempatan untuk bisa menjadi orang yang berarti untuknya. Dan, hingga detik ini pun sesal itu masih ada.

Well, gue hanya ingin bercerita di sini...

Ada pertanda di suatu pagi yang cerah, Tapi gue ngga menyadari itu semua. Ya sudah, nikmati saja apa adanya. Kuliah pagi, berangkat bareng Dini. Ngga tau kenapa, gue suka kuliah pagi. Feel so fresh, i think. Satu kebiasaan kalau gue lagi bareng sama sohib kental ini, sebisa mungkin menggunakan kaki ketika turun dari angkot 07. No ojek, apalagi taksi. So, kita menyisir kelokan gang demi gang, hingga Pasarminggu. Nah, untuk bisa sampai ke Pasarminggu, kita kudu menyebrangi sungai ciliwung, kala itu jembatan gantung belum terbuat dari beton. Hanya jembatan biasa, bisa bergoyang pula. Kalau orang yang belum pernah lewat jembatan ini atau yang punya phobia pada ketinggian, pasti merasa ngga nyaman menyebranginya.

Oiya, jembatan gantung ini menjadi satu-satunya penghubung dua wilayah karena itu, mulai dari orang, gerobak, sampai motor terlihat biasa bersliweran di sini. Wuihh, ngebayangin ngga gimana serunya jembatan kecil yang terdiri dari rangkaian besi baja berlapis kayu dan aspal dilewati sama motor. Bisa goyang dangdut 24 jam non stop tuh.

Akhirnya, kita tiba di jembatan favoritnya orang Condet, setelah sukses meninggalkan jalan-jalan kecil. Bagi pejalan kaki emang harus rela sih jalan sambil minggir-minggir, membiarkan motor serta gerobak-gerobak mendahului. Ini pun kejadian sama gue dan Dini. Bukan minggir lagi malah, udah kaya nempel sama pegangannya gitu. Kita pun jalan pelan-pelan. Nah, di sini letak pertanda itu datang...

Seorang cowo, mengendarai motor, bepapasan dengan gue. Herannya, ngga tau dari mana, tiba-tiba kita kontak mata dan dia senyumin gue. Jujur, senyumnya itu manis banget. Tinggal gue deh yang bengong dongo dengan tatapan mata yang ngga lepas dari dia. Setelah itu, dia pergi begitu aja, menyisakan kebingungan di diri gue. Siapa ya?? pertanyaan simpel tapi menyesakan otak gue yang hanya berkapasitas 1 G. Gue pun memaksa otak yang sempit ini untuk mengingat wajah itu lagi. Siapa siapa siapa???

Hehehehe...lihat sambungannya setelah yang mau lewat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar